Setelah berjalannya waktu, pesona cak nun ternyata kelihatan
juga. Tanpa para panitia harus gembor-gembor secara massive pun ternyata para
murid, penikmat dan sejumlah elemen masyarakat bergerombolan datang di acara
ini. Bahkan, saking padatnya banyak sekali para penonton yang harus berdiri dan
berdesak-desakan di ujung-ujung area lapangan Desa Wisata Petung, Kepuharjo, Cangkringan,
Merapi. Mengingat bahwa medan yang harus dilalui oleh para penonton tidak
begitu mudah dikarenakan jalan-jalan disana kondisinya sudah rusak. Namun, hal
ini tidaklah menjadi masalah bagi mereka karena motivasi mereka mengikuti
pengajian bersama Cak Nun itu sangat kuat.
Apalagi ketika Cak Nun baru saja sampai di tempat acara,
saya ingat sekali saat itu sudah Pkl. 20.00 WIB. Memang betul sekali kata
orang-orang, pesona seorang Cak Nun itu memang besar sekali. Padahal saya baru
melihat sosoknya secara langsung sekali, tapi saya pikir Cak Nun ini belum
mengisi materi saja kok magnetnya kuat sekali ya? Mungkin inilah alasan yang
membuat saya betah selama berjam-jam mendengarkan dan mengkhayati pengajian
yang disampaikan oleh Cak Nun saat itu.
Maka, sekarang mari baca penuturan saya tentang hal-hal yang
menarik ketika mengikuti pengajian Cak Nun kemarin. Selamat membaca..
1. Jangan Sampai Salah Tafsir Arti Dari “Pengajian”, Pengajian
Itu Bukan Hanya Membahas Shalat dan Fiqih Saja
Saat itu Cak Nun bertanya kepada seorang ibu, apakah kajian
yang dilakukan olehnya saat itu merupakan pengajian? Sontak si Ibu bilang
tidak, mungkin karena si Ibu melihat gaya Cak Nun yang berbeda sehingga
membuatnya berpendapat itu bukanlah pengajian. Dengan secara jelas, Cak Nun
menegaskan kembali mengenai sifat pengajian yang benar, yakni yang tidak
terbatas kemungkinan pilihan temanya, karena agama sendiri adalah nilai untuk
melihat, memahami, dan menyikapi aneka ragam hal, termasuk hal-hal yang ada
diduniawi contohnya kopi, teknologi, hiburan, makanan, dsb. Jadi, jangan karena
pengajiannya membahas hal-hal yang duniawi tersebut lalu kita merasa ini bukan
pengajian. Selama kajiannya membahas tentang hubungan terhadap Allah SWT, maka
itu bisa disebut juga sebagai pengajian loh ya.
2. Cak Nun Tidak Mengajak Kita Untuk Mengikutinya, Tapi
Pelajari Dan Pahami Dahulu Materi Yang Disampaikanya Lalu Ikuti Ketika Itu Baik
Yang saya paling ingat adalah ketika Cak Nun dengan lugas
mengatakan bahwa beliau kesini bukan untuk ceramah, tapi untuk merangsang cara
berfikir kita. Jangan ditelan mentah-mentah setiap apa yang telah beliau
sampaikan. Berfikirlah untuk menangkap setiap maksudnya dengan tepat.
Analoginya seperti “sudah dikasih buah duren, untuk dapat menikmatinya, ya harus buka/belah sendiri buah duren itu, lalu menikmati buahnya sesuka hatimu”.
Jadi, Cak Nun sudah sangat jelas menyatakan bahwa dia bukan
tipikal ustad atau tokoh masyarakat yang harus diikuti apa-apa saja yang
disampaikannya. Kalau ingin mencari role model, di dalam Islam sudah sangat
jelas siapa yang harus kita jadikan panutan, yaitu Nabi besar kita Muhammad
SAW. Karena kita tidak perlu mencari tahu alasan dan manfaat dari apa-apa saja
yang dilakukannya, pastilah jika kita mencontoh apa yang dilakukan Rasulullah
SAW maka hal tersebut akan mendatangkan kebaikan untuk kita. Contohnya:
Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk Minum sambal duduk. Tanpa kita harus
repot-repot membuktikannya, ternyata minum sambil duduk itu baik dari segi
kesehatan bukan?
3. Kita Sekarang Hidup Dijaman Animasi, Dimana Anak-Anak
Muda Jaman Sekarang Lupa Akan Realita Kehidupan
Tidak heran Cak Nun berpendapat seperti ini, karena
anak-anak jaman sekarang sudah pintar-pintar, cerdas dan pola pergaulannya
berbeda. Tapi yang disayangkan adalah anak muda jaman sekarang yang
pintar-pintar itu banyak mengeluhnya tanpa mencari solusi yang sebenarnya masih
bisa dicari dan diusahakan.
Beliau juga berpendapat bahwa anak-anak jaman sekarang
terlalu sering nonton kartun, film-film superhero, dan hiburan-hiburan lainnya
lalu melupakan realita kehidupan. Contohnya: Mereka menonton seorang tokoh
kartun “Tikus dan Kucing”, tokok ini didalam laya kaca sering berebutan makanan
sampai dipukul-pukul pun tubuhnya bertransformasi menjadi macam-macam. Padahal,
pesan tersiratnya adalah ketika kita melihat hal-hal yang tidak masuk akal,
lalu kita mencontoh hal aneh tersebut maka janganlah kita tiru dan aplikasikan
di kehidupan nyata.
Ya mbook bodohnya jangan dipelihara. Sebaiknya kita perlu
dan harus tau hal-hal yang berkaitan dengan khayalan ya gak perlu dicontoh.
Karena hidup itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Harus ada rasa
sakit, cacian, kegagalan dalam prosesnya agar mental kita menjadi kuat dan
layak menjadi seorang yang sukses. Karena dengan kesulitan-kesulitan akan
membuat orang menjadi dewasa.
4. Tidak Semua Polisi Itu Tidak Baik, Yang Baik Polisi
Bawahan, Atasanya? Ya Mereka-Mereka Itu Kadang Yang Gak Baik Perilakunya
Di pengajian Cak Nun ketika itu, ada beberapa tokoh yang
diundang untuk duduk disamping Cak Nun. Ada seorang polisi dan juga ada seorang
tentara yang sama-sama tidak tinggi pangkatnya. Lantas, Cak Nun berkelakar,
Iniloh Polisi yang baik itu, dia merakyat. Bagaimana tidak, pak polisinya bisa
nyanyi campur sari dan bisa melucu layaknya seorang pelawak ketoprak humor. Para
murid dan penonton Cak Nun saat itu sangat-sangat terhibur dibuatnya.
Cak Nun menjelaskan kepada kita bahwa sebenarnya kita jangan
membenci polisi, sesungguhnya mereka itu pendapatannya tidak seberapa, mungkin
kalo kita lagi apes di tengah jalan dan ditilang. Ya itu permainan oknum-oknum
kecil saja. Coba kalian lihat oknum-oknum yang lebih besar jabatanya, wiih
polisi yang berpangkat seperti itu sudah bisa beli macem-macem. Namun bawahanyalah
yang menanggung resiko dari kerakusan komandan-komandanya itu.
Padahal Polisi
dan Tentara yang pangkatnya tidak tinggi sebenarnya hebat-hebat loh, mereka
dengan minimnya fasilitas tapi masih bisa berprestasi di kancah internasional.
Contohnya tentara kita yang memenangkan lomba menembak secara berturut-turut
diluar negeri kemarin. Coba kalo fasilitasnya gak di korup sama atasannya,
mungkin saja oknum-oknum kecil gak perlu lagi nyari target di jalan-jalan dan
membuat repot masyarakat. Tapi yoo mbok kalo di jalan tertib lalu lintas,
jangan jadikan hal ini sebagai alasan kita buat gak tertib lalu lintas ya.
Karena itu penting.
5. Jangan Salahkan Orang Merokok, Sesungguhnya Rokok Itu
Berkah
Gak heran kalo Cak Nun berpendapat seperti ini, karena
memang Cak Nun adalah seorang perokok berat dan peminum kopi yang sangat aktif.
Sampai-sampai disetiap pengajian Cak Nun para muridnya dan peserta pengajian
ramai-ramai merokok bareng. Tapi sesungguhnya Cak Nun itu tidak pernah mengajak
dan menganjurkan para murid dan peserta pengajian untuk merokok, kenapa? Karena
ya kalo kita belum mengerti tentang rokok, ya jangan merokok. Kalau sudah
mengerti, silakan saja merokok. Gak ada yang melarang.
Cak Nun dengan pendapatnya mengatakan bahwa Rokok itu ya
dibuat oleh Allah SWT pasti ada alasanya. Memang kita siapa berani-beraninya
melarang orang untuk merokok? Kalo kita berani melarang orang merokok, maka
sama saja kita melarang Allah SWT membuat rokok? Kok sama Allah SWT
berani-beraninya kita melarang-melarang?
Jika kalian tidak merokok, yaudah jangan merokok. Gak usah
terlalu benci sama orang yang merokok. Pada hakekatnya seorang perokok juga
harus bisa respect sama orang yang gak merokok, setidaknya jangan sampai
mengganggu kenyamanan orang lain karena itu sama saja juga kita menyalahi
aturan Allah SWT. Maka perokok dan para bukan perokok, sekarang akur-akur
sajalah ya.. jangan saling menyalahkan dan cobalah untuk saling respect. Karena
orang yang merokok itu tau alasanya mengapa merokok dan mereka juga tau cara
menetralisir efek samping dari rokok itu sendiri.
-----
Cukup sekian pembahasan artikel saat ini. Dari penjelasan saya
tadi sudah sangat jelas bahwa Cak Nun itu adalah seorang ulama atau kyai yang
punya pemikiran-pemikiran nggak umum malah terdengar kontroversial dan dia itu
merupakan tipikal yang berbeda dari para ustadz lainnya. Namun disamping itu
pula sosok Cak Nun yang saya lihat, pemikirannya itu sangat masuk akal, otentik,
brilian dan bisa dipertanggung jawabkan. Jadi, semoga tulisan saya kali ini
memberikan pencerahan dan bermanfaat untuk kalian para pembaca ya!
Maka dari itu, silakan ditunggu artikel saya selanjutnya
minggu depan ya. Stay tuned! :D
saya kurang setuju kenapa rokok berkah?
BalasHapusesensinya sama, kenapa ganja dilarang walaupun hanya sebagai bumbu? padahal mereka gak merugikan orang lain, sedangkan rokok? yang pake atau engga tetep kena
memang semua ciptaan Allah pasti ada manfaatnya, tapi yang jadi pertanyaan "sudah benarkah cara memanfaatkan tembakaunya?" kita bukan melarang Allah menciptakan tembakau tolong dipahami. setau saya tembakau bisa digunakan untuk pengusir nyamuk
Nah pertanyaan bagus nih, bagaimana pendapatnya cak mat?
HapusSeperti yang Cak Nun jelaskan di point ke-2, menurutku Cak Nun ini tidak mengajak orang lain untuk mengikuti pola pikirnya, melainkan "Jangan ditelan mentah-mentah setiap apa yang telah beliau sampaikan. Berfikirlah untuk menangkap setiap maksudnya dengan tepat." Mungkin menurut yudo, rokok itu gak berkah adalah hal yang benar. tapi kalo ingin meluruskan, sebelum kita memiliki pendapat seperti itu, kita emang kudu tau dulu ilmunya. Mungkin Cak Nun bisa berpendapat bahwa Rokok itu Berkah ya karena dia seorang perokok dan dia mencari tahu keberkahan dari sebuah Rokok. Wallahualam. Kembali untuk paham point ke-2 lagi deh ya..
HapusAku sendiri gak merokok dan karena aku gak suka rokok, ya aku gak merokok. :D
Kalo Asa[ knalpot Mobil gmn?
HapusMbois
BalasHapuscak nun bkn ustat (yg seneng masuk tipi) krn orderan dr sang produserr.. :$
BalasHapusMantap Cak Nun.. Informasi dibalik Bentuk.
BalasHapusMantap Cak Nun.. Informasi dibalik Bentuk.
BalasHapusBerfikir dengan hati...
BalasHapus