Hello
kawans!
Pada
kesempatan kali ini saya ingin sharing tentang pengalaman saya ketika bekerja
dulu. Iya, sebelum saya melanjutkan study saya ke jenjang yang lebih tinggi
sebelumnya saya telah bekerja selama hampir 3 tahun lamanya. Itulah kenapa saya dapat
menulis ARTIKEL INI, dan diharapkan bisa menginspirasi teman-teman bahwa dengan
menunda kuliah kita dapat melakukan banyak hal dan tentunya kita juga akan mendapatkan segudang
pengalaman yang sangat berharga.
Setidaknya, sebelum kita dipertemukan dan mempelajari seabrek
teori-teori di dunia perkuliahan, kita tahu cara
mengaplikasikan teori-teori
tersebut secara nyata. Okay, sekian dulu basa-basinya yuk sekarang silakan
disimak hal-hal apa saja yang saya temukan ketika bekerja dulu yang saya
rangkum dalam beberapa point berikut ini:
1. Berperilaku
Baik Maka Lingkungan Kerja Juga Akan Baik Bagimu
![]() | |
Photo credit: www.linkedin.com |
Ketika
saya pertama kali bekerja pada tahun 2011 yang lalu, saya bingung. Apakah saya
dapat beradaptasi cepat dengan rekan-rekan kerja baru saya? Atau malah saya
akan disuruh yang aneh-aneh oleh mereka sebagai bentuk perkenalan awal saya
dengna mereka "Senioritas" ?
Saat itu
juga saya memutuskan untuk menjadi diri saya yang apa adanya, saya berperilaku
baik, maksudnya adalah saya Berinisiatif untuk melakukan suatu pekerjaan tanpa
harus disuruh oleh atasan. Contohnya saja begini: Bersih-bersih area kerja
walaupun sebenarnya ini merupakan tanggung jawab bersama, respect dengan
rekan-rekan kerja yang umurnya lebih tua dan sebisa mungkin menjadi pekerja
yang rajin, disiplin dan berkomitmen atas pekerjaan yang saya lakukan.
Namun,
apabila kita melakukan hal-hal yang sebaliknya, lalu menjadi pekerja yang egois. Tentunya
sifat seperti ini tidak disenangi oleh rekan-rekan kerja dimana rasa
ketidaksenangan ini dapat membuat kita tidak akan betah, tidak mau lama-lama
bekerja disuatu perusahaan karena perilaku egois yang membuat hubungan si
pekerja ini dengan rekan lainnya menjadi tidak harmonis. Kalo tidak harmonis,
solusinya kalo tidak merubah sikapnya ya resign saja dari tempat kerjanya itu.
2. Kamu
Akan Menemukan Tipikal Pekerja Penjilat, Penggosip, Pengusik dan Pe.. Pe..
Lainnya
![]() |
Photo credit: ikutangabung.blogspot.com |
Ini
merupakan hal yang akan sering kalian temukan didunia kerja nanti. Jangan
kaget apabila ada rekan kerja kalian nantinya yang bersikap manis didepan
tetapi menjelek-jelekan performa kerja kalian dibelakang. Lalu, jangan kaget
juga apabila kalian menjumpai pekerja yang kesehariannya hanya ngomongin
pekerja lain, mulai dari yang menarik untuk didengar sampai hal-hal yang tidak
menarik untuk didengar. Padahal kinerja si penggosip ini pun sebenarnya tidaklah
lebih baik dari obyek yang dia bicarakan.
Sebagai
pekerja yang professional kita sebaiknya menghiraukan si rekan Pe.. Pe.. ini,
ambil saja hal-hal positif dari mereka dan jauhilah pengaruh negative dari
mereka. Selain itu juga kalian sebaiknya fokus dengan jobdesk,
buatlah lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Karena apabila kalian terbawa
arus si Pe.. Pe.. ini membuat kalian tidak akan betah dan malah cepet-cepet ingin
resign dari perusahaan.
Menurut
saya pribadi, agar mencapai karier yang bagus maka seorang pekerja yang melakukannya
dengan cara menjilat atasan ataupun bermuka dua kepada atasan, durability dia
untuk bertahan dalam suatu posisi tidak akan bertahan lama. Kenapa? Karena apabila
atasan yang dijilatinya itu sudah tidak memiliki POWER didalam perusahaan, ya
kalian juga tidak akan memiliki POWER juga. Lalu, si penjilat ini juga tidak akan bisa menjadi kepala "atasan", karena posisinya yang selalu dibawah lindungan si kepala "Bos".
Beda ceritanya jika kalian dekat
dengan atasan kalian tetapi kalian juga dapat membuktikan dengan etika kerja yang
professional kepada bos kalian itu. Niscaya kalian akan mendapatkan karier yang
cemerlang dengan cepat. Tetapi ketika bos kalian itu sudah tidak memiliki POWER, mungkin
saja dia akan merekomendasikan kalian kepada si Bos baru karena kinerja kalian
memang dipantaskan untuk menduduki posisi-posisi strategis diperusahaan rekannya tersebut.
Jadi, tetaplah fokus.. fokus, jangan ladeni si Pe.. Pe.. fokus saja dengan peningkatan peforma kinerjamu di perusahaan.
3. Kalian
Harus Tau Kapan Waktunya Untuk Santay Dan Meningkatkan Performa Kerja
Tingkat
kesulitan suatu pekerjaan itu tergantung dari posisi dan kualifikasi kalian.
Maksudnya adalah jika kalian memiliki background Sarjana, maka kesehariaan
kalian dalam melakukan suatu pekerjaan akan memacumu untuk berinovasi. Tidak jarang para Sarjana
ini mental workloadnya tinggi karena si Bos tidak puas dengan inovasi yang
diberikan oleh si Sarjana.
Lalu, bagi yang memiliki background
SMA/SMK/sederajat biasanya mereka akan terkena Physical Workload yang berlebih,
iya wajar aja sih. Si lulusan SMA/SMK ini posisinya kalo tidak buruh ya karyawan
biasa dimana kesehariannya melakukan aktivitas-aktivitas kerja fisik.
Let’s say
he’s a employer in automotive manufacturing company. Maka si buruh ini dalam
interval waktu 3 jam akan bekerja terus menerus, looping, mengulangi ritme
kerja yang sama berkali-kali dan hanya diberikan sedikit waktu untuk
beristirahat dan kemudian mengulangi interval kerja yang sama sampai waktu kerjanya
berakhir.
Jadi, yang
mau saya share adalah bagaimana kalian dapat menyikapi suatu pekerjaan dengan
tepat dan akurat. Kalian harus tau kapan waktunya untuk bersantai ria dan kapan
waktunya untuk meningkatkan performa kerja.
Caranya, apabila kalian seorang Sarjana dan
sudah tidak kuat lagi menerima complaint dari si Bos, let's be relax. Kalian bisa relax dengan
berolahraga atau melakukan hobi kalian misalnya. Tentu saja hal seperti ini
akan menjadi energy recharge dan memberikan kalian inspirasi agar dapat melakukan inovasi baru
diperusahaan. Percayalah, si Bos itu memang kerjaanya adalah complaint your work performance, tapi
dibalik itu semua dia memiliki tujuan yang baik juga kok. Tinggal bagaimana
kita dapat menyikapinya saja bukan? Senyum dan percaya dirilah terhadap segala
rintangan kehidupan ya.
You deserve to get happiness if you can accomplish your goal by enjoying what you do.
4.
Dimarahi Bos? Jangan Dipikir Pusing! Tingkatkan Saja Performa Kerjamu Secara
Konsisten
![]() |
Photo credit: www.thedailyheckle.net |
Jenis-jenis
Bos marah itu beda-beda, tergantung situasi dan mood si Bos juga. Kadang ada
Bos yang memarahi pekerjanya secara frontal, kadang ada juga Bos yang kalo
marah hanya mendiamkan si Pekerja lalu tiba-tiba meng-cut jatah lembur,
fasilitas dan lain-lainnya. Nah bagaimana sih caranya menyikapi karakteristik Bos-Bos yang
seperti itu? Relax.. kalian gak usah merenungi atas amarah si Bos. Cukup
tingkatkan performa kerja kalian dan konsisten dengan peningkatan performa kerja tersebut.
Contohnya, apabila si bos complaint karena kalian tidak teliti dalam
Procurement “Mendapatkan alat-alat perbekalan yang dibutuhkan perusahaan”, maka
kalian tingkatkan performa kalian dengan mengoptimalisasi alat-alat yang sudah ada
agar menciptakan output yang sedikit lebih banyak dari sebelumnya. Nah jika
kalian dapat memberikan solusi seperti ini, hati si Bos pelan-pelan akan
melunak kok. Malah apabila kalian konsisten melakukan improvement diperusahaan,
kalian akan dengan cepatnya dipromosikan untuk naik jabatan atau malah
diberikan tawaran kerja diperusahaan lain dengan jabatan dan salary yang lebih
tinggi.
Once again relax with your problems and do improvement!
5.
Ciptakan Kekeluargaan Di Lingkugan Kerja
That’s
absolutely right! Jika kalian menanamkan rasa kekeluargaan di tempat kerja
kalian, maka segala permasalahan pekerjaan yang dihadapi akan dengan mudah
teratasi. Tidak ada lagi sikap egois dari masing-masing pekerja dan terciptanya
sense of belonging, lalu setiap masalah akan dipandang sebagai kesempatan. Iya, kesempatan
untuk masing-masing individu didalam team untuk berkembang. Intinya, kalian
akan merasa nyaman dan tidak lagi terbebani dengan segala problematika
pekerjaan karena kalian sudah bisa saling back-up satu sama lain. Malah, tidak
hanya urusan pekerjaan saja, kalian juga bisa saling back up untuk
urusan-urusan diluar pekerjaan.
Maka dari itu, menciptakan kekeluargaan
dilingkungan kerja menjadi penting agar terciptanya peningkatan kualitas dari
elemen-elemen tiap perusahaan. Kalo kekeluargaan sudah tercipta sih, kalian
akan pikir panjang untuk resign dari perusahaan tersebut. Walaupun salary yang
kalian terima hanya pas-pasan. Kalian tinggal mensyukuri segala nikmat yang
diberikan, dan jika ingin mendapatkan penghasilan yang lebih, ya berbuat lebih dengan cara
nyambi berwirausaha toh. Hehehe..
Namun apabila kalian ingin lebih berkembang dengan cara resign dan meninggalkan atmosfer kekeluargaan yang telah
tercipta dilingkungan kerja sebelumnya.
Percayalah kekeluargaan tersebut akan bertahan lama, diluar sana hubungan
kekeluargaan kalian masih akan terus tercipta walaupun bendera
perusahaan kalian berbeda-beda.
That’s why It’s natural if you’re being a great person in the near future, and there will many people support you to get up from your falling.
6. Bekerja
Di Perusahaan Besar Atau Memilih Bekerja Start Up Company?
![]() |
Photo credit: blog.sribu.com |
Akhirnya
kita sampai juga di point terakhir pada sharing-sharing saya kali ini. Ini
merupakan sebuah pilihan. Bagi kalian yang memiliki impian untuk menjadi
eksekutif muda dengan memiliki posisi tinggi disebuah perusahaan, maka pilihan
untuk memulai karier di start-up company adalah pilihan yang tepat. Tidak perlu
memakan waktu belasan
Tapi jika
kalian lebih tertarik untuk bisa bekerja di perusahaan yang nama perusahaanya cukup
prestisius, maka kalian harus memberikan bukti performa yang lebih, lebih,
lebih dari kata bagus dan kemudian baru kalian dapat mendapatkan posisi yang
lebih tinggi. Karena kalian akan bersaing dengan ribuan karyawan lainnya untuk
mendapatkan posisi strategis tersebut.
Lalu,
apakah dari segi penghasilan/salary perusahaan start-up kalah dengan perusahaan
multinational? Belum tentu! Malah jika kita compare dalam keadaan saat ini kita
masih fresh graduated di perusahaan start-up company dan multinational company,
sebenarnya perbedaan salary yang kita dapatkan tidaklah begitu jauh. Namun,
coba kita lihat, amati dan tanyakan kepada para eksekutif muda yang sudah
berkiprah didunia pekerjaan yang berbeda ini. Dalam beberapa tahun saja, dengan
peningkatkan performa kerja yang sama sebenarnya, salary kedua fresh graduated
ini akan menjadi berbeda. Karena pekerja di start-up company akan mendapatkan
peningkatan salary yang konsisten naik ditiap tahun dan malah apabila dalam
beberapa tahun si pekerja ini menduduki posisi penting diperusahaan maka
salarynya akan menjadi berkali-kali lipat.
Tapi, untuk pekerja yang berada di
multinational company salarynya akan konsisten. Mengikuti trend UMR yang naik
tiap tahun. Dan syukur2 jika performa pekerjaan bagus, mereka bisa dikasih bonus lebih
oleh perusahaan.
Disini
saya tidak mengatakan bekerja di start-up company lebih baik dari multinational
company, tetapi saya hanya memberikan pandangan kepada kalian bahwa bekerja
diperusahaan start-up itu cukuplah menarik. Tapi salary yang
didapatkan sebenarnya berbanding lurus juga dengan usaha kita. Kalo di
perusahaan start-up, pastilah energi yang kita curahkan akan lebih banyak daripada bekerja di
multinational company yang system kerjanya sudah terbentuk dan kuat.
It’s your own choice to do what you like, people just give you options and It's your turn to decide your future.
Okay kawans! Cukup sekian dulu sharing-sharingnya. Iya kali ini saya hanya fokus sharing tentang lika-liku hidup seorang Pekerja dulu ya. Sometimes, i will share all about entrepreneurship, and yet i don't have really much experience on it. However, I need to accomplish my goal to be entrepreneur.. yeah success entrepreneur that can be useful to myself, environment and other people.
Semoga bermanfaat! :D
0 komentar:
Posting Komentar